Sebuah Testimoni
Semua yang saya miliki hari ini adalah anugerah dari Yang
Kuasa yang saya dapatkan dengan
perjuangan yang cukup berat. Waktu kecil, saya harus keliling kampung
jualan snack. Tidak jarang saya dibully oleh teman-teman karena keadaan
ekonomi orangtua. Bahkan saya sempat menangis.
Walaupun saya termasuk anak yang berprestasi, tetapi saya tidak memiliki pilihan untuk menentukan saya
ingin sekolah di mana dan kuliah di
tempat di mana.
Jangan menyerah,
terus berdoa,
berusaha keras dan yakinlah bahwa
semua orang layak untuk sukses.
Tapi Tuhan memang ajaib. Pada saat itu, saya berhasil lulus
dari sekolah SMA yang favorite lalu kuliah di
perguruan tinggi ternama yang
murid-muridnya sangat berprestasi. Setelah saya lulus, saya mendirikan usaha di
bidang kimia. Pada saat itu saya belum punya pengalaman sama sekali sehingga
bisnis yang saya rintis jatuh. Saya bangkrut dan mempunyai hutang yang sangat
banyak.
Karena pengalaman jatuh tersebut, saya kembali menjadi
profesional. Saya bekerja di beberapa perusahaan. Dari penghasilan itu, saya
menjadi sukses. Tapi tetap saja keberhasilan saya itu tidak bisa membendung
keinginan untuk memiliki perusahaan
sendiri.
Dengan bekal pengalaman yang saya dapat dari
perusahaan-perusahaan tempat saya bekerja, saya mendirikan usaha dibidang kimia lagi. Selama menjalankan usaha
sendiri, saya selalu mengandalkan
inovasi. Karena dengan inovasi tersebut bisnis akan bisa berkembang.
Saya adalah tipe
orang yang selalu berusaha menangkap peluang ketika bertemu dengan siapa pun. Saat itu,
saya menyelenggarakan pelatihan-pelatihan. Kursus-kursus kilat. Hingga suatu
saat saya ketemu dengan beberapa dosen yang saya minta menjadi instruktur di
tempat kursus saya. Mereka mengusulkan pada saya untuk mendirikan sekolah di bidang
kuliner dan perhotelan. Saya merasa ini
kesempatan yang sangat bagus hingga terbentuklah Tristar culinary institute.
Jangan pernah menyerah pada keadaan, terus berdoa, berusaha
keras dan percaya bahwa semua orang layak untuk sukses. Jangan takut
berinovasi, karena dengan inovasi itulah dunia bisnis akan semakin berkembang.
Dengan inovasi, mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa.
Amati, Tiru dan Modivikasi
Pada saat terjadi Krismon,
saya amati bisnis air minum dalam kemasan yang sudah berhasil dirintis
oleh beberapa pabrik besar. Tapi mereka hanya memproduksi air kemasan tampa
rasa atau tawar. Terbersit keinginan untuk membuat minuman kemasan yang
memiliki rasa.
Mulailah saya memodivikasi minuman kemasan dengan rasa orange, strawberry, cola dan sebagainya. Kemudian saya
tularkan kepada peserta kursus. Setelah mereka belajar, lalu memproduksi dan
dipasarkan di daerah masing-masing, ternyata laku keras. Kemudian saya ciptakan
lagi kreasi baru permen jelly, permen gelatin yang bisa dicetak, bisa dipotong
atau dibentuk sesuai cetakan yang kita inginkan. Juga laku keras.
Tetapi sesuatu yang tercipta
dan laku di pasar akan mendorong kompetitor bermodal besar untuk merebut
pasar. Perusahaan besar mengeluarkan produk minuman aneka rasa dan
didistribusikan secara nasional. Hal itu yang membuat UKM terpukul. Pelaku
industri besar bisa membuat minuman
dengan harga murah dan distribusi lebih merata di seluruh Indonesia. Apalagi
ditunjang dengan iklan di televisi.
Ketika permen jelly dan gelatin itu booming, lalu muncul pedagang-pedagang besar yang mengimpor produk serupa dari Cina. Ketika kita menjualnya 30 ribu
rupiah per kilo yang dari Cina itu harganya 10 ribu rupiah per kilo. Meskipun
rasanya kurang enak dibandingkan buatan home
industry tapi pasar itu akan terserap banyak dan beralih ke yang 10 ribu rupiah per koli tadi.
Sampai akhirnya, pelaku home
industry yang dagangannya kurang
laku, datang pada saya. Mereka
menanyakan apa yang harus dilakukan setelah usahanya sepi. Saya berpikir dan mencarikan solusi. Mencari
bisnis yang tidak mudah disaingi oleh pengusaha besar. Nah, saya berkeyakinan
bahwa bisnis kuliner tidak mudah disaingi oleh pengusaha besar.
Contohnya, kita buat mie basah. Kan gak bisa disaingi oleh
pengusaha besar. Tetapi kalau kita
berbisnis mie instan, ya kita akan berhadapan dengan pabrik-pabrik besar. Kita
pasti sulit meraih sukses. Kita harus berinovasi dengan resep-resep yang tidak
bisa ditiru oleh perusahaan besar. Hal itu akan menjadi viral dalam waktu
singkat.
. Poin pentingnya adalah: amati, tiru dan modivikasi. Kita
mengamati apa yang laku di pasaran saat ini. Kita meniru tetapi jangan meniru
begitu saja, tetapi dengan modivikasi.
(Dari testimoni yang saya sampaikan
di Titik Nol Suara Surabaya)