Wednesday, November 28, 2018

Sebuah Epilog:



Sebuah Testimoni

Semua yang saya miliki hari ini adalah anugerah dari Yang Kuasa yang saya dapatkan dengan  perjuangan yang cukup berat. Waktu kecil, saya harus keliling kampung jualan snack. Tidak jarang saya dibully oleh teman-teman karena keadaan ekonomi orangtua. Bahkan saya sempat menangis.  Walaupun saya termasuk anak yang berprestasi, tetapi saya tidak  memiliki pilihan untuk menentukan saya ingin  sekolah di mana dan kuliah di tempat di mana.

Jangan menyerah,
terus berdoa,
berusaha keras dan yakinlah bahwa

semua orang layak untuk sukses.


Tapi Tuhan memang ajaib. Pada saat itu, saya berhasil lulus dari sekolah SMA yang favorite lalu kuliah di  perguruan tinggi  ternama yang murid-muridnya sangat berprestasi. Setelah saya lulus, saya mendirikan usaha di bidang kimia. Pada saat itu saya belum punya pengalaman sama sekali sehingga bisnis yang saya rintis jatuh. Saya bangkrut dan mempunyai hutang yang sangat banyak.

Karena pengalaman jatuh tersebut, saya kembali menjadi profesional. Saya bekerja di beberapa perusahaan. Dari penghasilan itu, saya menjadi sukses. Tapi tetap saja keberhasilan saya itu tidak bisa membendung keinginan untuk memiliki  perusahaan sendiri. 

Dengan bekal pengalaman yang saya dapat dari perusahaan-perusahaan tempat saya bekerja, saya mendirikan usaha dibidang  kimia lagi. Selama menjalankan usaha sendiri,  saya selalu mengandalkan inovasi. Karena dengan inovasi tersebut bisnis akan bisa berkembang. 

Saya adalah tipe  orang yang selalu berusaha menangkap peluang  ketika bertemu dengan siapa pun. Saat itu, saya menyelenggarakan pelatihan-pelatihan. Kursus-kursus kilat. Hingga suatu saat saya ketemu dengan beberapa dosen yang saya minta menjadi instruktur di tempat kursus saya. Mereka mengusulkan pada saya  untuk mendirikan sekolah di bidang kuliner  dan perhotelan. Saya merasa ini kesempatan yang sangat bagus hingga terbentuklah Tristar culinary institute. 

Jangan pernah menyerah pada keadaan, terus berdoa, berusaha keras dan percaya bahwa semua orang layak untuk sukses. Jangan takut berinovasi, karena dengan inovasi itulah dunia bisnis akan semakin berkembang. Dengan inovasi, mengubah hal yang biasa menjadi luar biasa.

Amati, Tiru dan Modivikasi
Pada saat terjadi Krismon,  saya amati bisnis air minum dalam kemasan yang sudah berhasil dirintis oleh beberapa pabrik besar. Tapi mereka hanya memproduksi air kemasan tampa rasa atau tawar. Terbersit keinginan untuk membuat minuman kemasan yang memiliki rasa. 

Mulailah saya memodivikasi minuman kemasan dengan  rasa orange, strawberry, cola dan sebagainya. Kemudian saya tularkan kepada peserta kursus. Setelah mereka belajar, lalu memproduksi dan dipasarkan di daerah masing-masing, ternyata laku keras. Kemudian saya ciptakan lagi kreasi baru permen jelly, permen gelatin yang bisa dicetak, bisa dipotong atau dibentuk sesuai cetakan yang kita inginkan.  Juga laku keras.

Tetapi sesuatu yang tercipta  dan laku di pasar akan mendorong kompetitor bermodal besar untuk merebut pasar. Perusahaan besar mengeluarkan produk minuman aneka rasa dan didistribusikan secara nasional. Hal itu yang membuat UKM terpukul. Pelaku industri besar bisa membuat  minuman dengan harga murah dan distribusi lebih merata di seluruh Indonesia. Apalagi ditunjang dengan iklan di televisi.

Ketika permen jelly dan gelatin itu booming, lalu muncul pedagang-pedagang  besar yang mengimpor produk serupa  dari Cina. Ketika kita menjualnya 30 ribu rupiah per kilo yang dari Cina itu harganya 10 ribu rupiah per kilo. Meskipun rasanya kurang enak dibandingkan buatan home industry tapi pasar itu akan terserap banyak dan  beralih ke yang 10 ribu  rupiah per koli tadi. 

Sampai akhirnya, pelaku home industry  yang dagangannya kurang laku, datang pada saya.  Mereka menanyakan apa yang harus dilakukan setelah usahanya sepi.  Saya berpikir dan mencarikan solusi. Mencari bisnis yang tidak mudah disaingi oleh pengusaha besar. Nah, saya berkeyakinan bahwa bisnis kuliner tidak mudah disaingi oleh pengusaha besar.

Contohnya, kita buat mie basah. Kan gak bisa disaingi oleh pengusaha besar.  Tetapi kalau kita berbisnis mie instan, ya kita akan berhadapan dengan pabrik-pabrik besar. Kita pasti sulit meraih sukses. Kita harus berinovasi dengan resep-resep yang tidak bisa ditiru oleh perusahaan besar. Hal itu akan menjadi viral dalam waktu singkat.

. Poin pentingnya adalah: amati, tiru dan modivikasi. Kita mengamati apa yang laku di pasaran saat ini. Kita meniru tetapi jangan meniru begitu saja, tetapi dengan modivikasi.

(Dari testimoni yang saya sampaikan

di Titik Nol Suara Surabaya)



Pertama-tama, terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu banyak nikmat yang Engkau berikan. Tidak terhingga anugerah yang Engkau limpahkan. Begitu indah rencanaMu melebihi harapan yang selalu kuucapkan dalam setiap doa-doaku.
Saya sangat bersyukur dan mengucapkan:“Tuhan Yesus, terimakasih untuk segalanya” (Read More)

Sebuah Epilog:

Sebuah Testimoni Semua yang saya miliki hari ini adalah anugerah dari Yang Kuasa yang saya dapatkan dengan   perjuangan yang c...