Wednesday, November 28, 2018

PROFIL:



Ir. Juwono Saroso, MM, M.MPar
         

Bapak dari tiga anak, buah dari pernikahannya dengan Evi Mulyasari Dewi ini, lahir di Tulungagung, Jawa Timur,  29 November 1966. Masa kecil di kota kelahiran hanya dilalui sembilan tahun.  Karena keadaan, kedua orangtuanya, Pramono Judarto dan Sriwulan Edijati, terpaksa pindah ke Surabaya.

          Di ibu kota Provinsi Jawa Timur ini, pria yang akrab disapa Yu ini, menjalani hidup dengan dinamika yang luar biasa. Orangtuanya harus berjuang dari nol. Berdagang kecil-kecilan. Yu yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar, ikut bertarung melawan keadaan yang serba sulit itu. Ikut membantu orangtua dengan berjualan jajan keliling kampung.
          Ketika menginjak bangku SMP, Yu sudah mulai hidup mandiri. Menjadi guru privat main organ dan les pelajaran IPA untuk anak-anak SD. Dari sini sudah terlihat bahwa Yu sangat berbakat  sebagai pendidik.  Kegiatan sebagai guru privat itu berlanjut hingga duduk di bangku SMA dan perguruan tinggi.
          Lulus dari SMP IMKA, Yu yang punya motto jangan pernah menyerah itu, melanjutkan pendidikan di SMAK St Louis I Surabaya. Tamat  SMA tahun 1985, Yu masuk ke Fakultas  Kimia  (MIPA) Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS). Lepas dari kampus pendidikan, Yu mulai masuk ke “kampus kehidupan”.
          Terjun ke masyarakat. Memulai kehidupan dengan tantangannya sangat berat. Jauh berbeda ketika berada di dunia perguruan tinggi yang setiap hari berkutat  dengan diktat.  Yu sempat merasakan jatuh dan bangun dalam dunia usaha. Kemudian keluar masuk perusahaan untuk mendapatkan pengalaman.
          Tahun 1991, setelah usaha daur ulang olie tutup karena masalah legalitas, Yu bekerja di PT. Tambak Agung Abadi Mojokerto. Sebuah pabrik pengolah singkong menjadi gula cair. Di sana, Yu menempati posisi sebagai  Quality Control (QC). Selain itu, Yu juga merangkap jadi  asisten manager  Research & Development (R&D). Di perusahaan ini, hanya bertahan 2 tahun.
          Tahun 1993 – 1995, pindah ke PT. Hair Star Indonesia, perusahaan yang memproduksi rambut dan bulu mata palsu untuk ekspor. Posisinya? Sebagai Manager Riset & Development. Di sini Yu memikul tanggungjawab untuk degala aktivitas riset dan pengembangan kualitas performansi sesuai standar internasional. Setiap hari melakukan penelitian di laboratorium. Pengalaman dari sinilah yang kemudian menjadi modal dalam menjalankan usaha sendiri.
          Tahun 1995 – 1997, menimba pengalaman di PT Ardaya yang bergerak di bidang supplier chemical. Di perusahaan ini, Yu dipercaya sebagai marketing dan technical support. Dengan demikian, Yu bisa menjalin hubungan dengan pabrik-pabrik kosmetik besar sekelas PT. Johnson and Johnson, Unilever, La Tulipe dan beberapa perusahaan home industry yang berkembang di Surabaya. 
          Tahun 1997 – 1998, bersama dua rekannya mendirikan PT. Tricipta Agung Sejahtera. Perusahaan yang bergerak dibidang supplier bahan-bahan kimia ini hanya bertahan satu tahun. Pecah kongsi kemudian Yu merintis usaha baru CV Tristars Chemicals.
          Perusahaan yang dirintis bersama istrinya, Evi Muliasari Dewi itu, terus berkembang. Selain sebagai supplier bahan-bahan kimia, juga merambah dunia pendidikan yaitu menyelenggarakan kursus Home Industry Class. Dari sini bermetamorfose menjadi sebuah lembaga pendidikan bernama Tristar Culinary Institute (TCI).
          Tahun 2008, Yu yang meraih S2, Magister Managemen  di STIE Mahardhika Surabaya dan  Magister Manajemen Pariwisata (M.Par) STP Trisakti Jakarta  itu, mengambil alih pengelolaan Akpar Majapahit dari Universitas Islam Majapahit (UNIM) yang berpusat di Mojokerta.
Kampus Akpar Mojopahit menempati gedung lima lantai di Jalan Raya Jemursari 144 Surabaya. Kemudian, tahun 2017, Yu mengambil alih Politeknik Surabaya, kemudian diboyong dari kampus lama di Jl. Kutisari ke kampus baru di Jl. Kaliwaron 58 – 60 Surabaya.
Yu kini sukses  mengelola tiga perguruan tinggi. Tristar Culinary Institute dan Akpar Majapahit di bawah Yayasan Eka Prasetya Mandiri. Sementara Politeknik Surabaya di bawah Yayasan Dharma Bakti. ***



Pertama-tama, terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu banyak nikmat yang Engkau berikan. Tidak terhingga anugerah yang Engkau limpahkan. Begitu indah rencanaMu melebihi harapan yang selalu kuucapkan dalam setiap doa-doaku.
Saya sangat bersyukur dan mengucapkan:“Tuhan Yesus, terimakasih untuk segalanya” (Read More)

Sebuah Epilog:

Sebuah Testimoni Semua yang saya miliki hari ini adalah anugerah dari Yang Kuasa yang saya dapatkan dengan   perjuangan yang c...