Jika
ditanya; “Apasih rahasia sukses Tristar
Culinary Institute”.
Maka saya
tidak ragu menjawab: “Inovasi Tiadi
Henti”.
Banyak
sekolah kuliner, tetapi sedikit yang bisa bertahan. Dari sedikit yang bisa
bertahan tadi, hanya sekikit yang bisa berkembang. Satu dari sekikit sekolah
kuliner yang berkembang itu adalah Tristar
Culinary Institute. Berkembangnya sangat pesat.
Institute
yang embrionya dari kursus kilat, kini
berkembang menjadi tiga lembaga pendidikan tinggi yang berada di bawah
panji Tristar Group. Masing-masing Tristas Culinery Institute,
Akademi Pariwisata (Akpar) Majapahit, dan Politeknik Surabaya.
Dari tiga
lembaga pendidikan tinggi tadi, Tristas Culinary Institute sudah memiliki lima
cabang di berbagai kota. Masing-masing, Tristar Culinary Institute Bogor,
Tristar Culinary Institute BSD
Tangerang, Tristar Culinary Institute Batu, Tristar Culinary Institute
Kaliwaron, Surabaya dan Tristar Culinary Institute Pontianak, Kalimantan Barat.
Inovasi tiada
henti menjadi kekuatan untuk memenangkan
persaingan. Materi kuliahnya selalu up to date (kekinian). Produk-produk
yang diajarkan juga yang sedang booming. Laboratorium praktik dilengkapi dengan
peralatan dan mesin seperti yang dipakai di industri yang sesungguhnya. Molecular
gastronomy – seni memasak modern menggunakan peralatan canggih dan
bahan-bahan khusus antara lain: sousvide,
smoking gun, liquid nitrogen, induction cooker dan lain-lain.
Belajar,
bekerja dan berkarir serta mampu menciptakan usaha sendiri. Itulah tujuan Tristar Culinary Institute. Karena itu,
mahasiswa diajarkan kewirausahaan sejak awal masuk kuliah. Dibimbing bagaimana
menciptakan dan menjalankan usaha yang mampu bersaing. Membekali mahasiswa agar
kreatif, inofatif dan prosfektif.
Kami juga
melakukan Program Study Tour ke luar
negeri dengan pembiayaan disubsidi oleh kampus. Gunanya, selain berwisata,
mereka juga belajar di kampus rekanan Tristar di luar negeri untuk lebih
mengenal cara pembuatan dan pengelolahan produk makanan standar Internasional.
Inovasi yang
terus dikembangkan sesuai tuntutan pasar
dunia usaha dan industri kuliner. Cobalah sesekali berkunjung ke kampus Tristar di Jalan Raya
Jemursari No 244 Surabaya. Di gedung megah berlantai lima itu dilengkapi dengan
fasilitas kelas kuliah ber-AC, dapur lengkap standar hotel bintang lima, mesin
industri makanan, perpustakaan, laboratorium computer, laboratirium perhotelan (Front Office,
House Keeping, Laundry, contoh kamar
hotel mewah). Para mahasiswa juga
diwajibkan mengikuti kegiatan on job
training selama enam bulan di hotel
bintang empat atau hotel bintang lima.
Dengan
inovasi dan fasilitas kampus yang disesuaikan dengan tuntutan dunia usaha,
lulusan Tristar Culinary
Institute dan Akpar Majapahit
siap berkarir sebagai wiraswasta, atau
bekerja di industri kuliner, perhotelan
dan pariwisata.
Tenaga
kerja terampil di bidang kuliner akan
terus dibutuhkan seiring dengan perkembangan industri kuniner.
Kalau kita berpedoman dari data
di Badan Ekonomi Kreatif (Berkraf) Republik Indonesia. Subsektor kuliner berkontribusi 41,4 persen dari total kontribusi perekonomian
kreatif Rp 922 triliun pada 2016. Jumlah tersebut merupakan pencapaian paling
tinggi dibandingkan 16 subsektor lain di Bekraf RI.
Kuliner merupakan salah satu penopang
di industri kreatif. Dari 8,2 juta unit
industri kreatif, 68 persen bergerak di industri kuliner. Sementara data dari
Kementerian Perindustrian mencatat, sumbangan industri makanan dan minuman
kepada produk domestic bruto (PDB) industri
non-migas mencapai 34,95 persen pada triwulan III tahun 2017. Naik 3,85 persen dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya.
Data-data tadi menunjukkan bahwa
tenaga kreatif di bidang kuliner sangat dibutuhkan. Dunia kuliner tidak akan pernah mati. Dan,
mereka yang memilih kuliah di sekolah kuliner adalah pilihan yang tepat.
Tristar Group menyadari itu dan
melakukan langkah inovatif dengan mengelola beberapa cafe dan restoran dengan
menu-menu yang spesial. Baik menu nusantara
juga makanan manca segara.
***